Berkarya bisa di Museum, Lho!

Stay Humble, jangan merasa lebih tinggi kalau sudah bisa, sudah jago, dan sudah sukses”



Layaknya seperti museum pada umumnya, dihiasi dengan benda-benda antik. Museum ini memiliki peninggalan sejarah pendidikan di beberapa daerah di Indonesia. Museum Pendidikan Nasional atau yang biasa disebut dengan Mupenas dibangun oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Museum ini diresmikan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2015. Museum ini banyak dikunjungi oleh para pengunjung karena letaknya didalam kampus UPI dan menarik perhatian tentang bagaimana sejarah pendidikan di Indonesia. Tak hanya dikunjungi oleh siswa yang sedang studi wisata, tempat ini banyak dikunjungi pula oleh para pemburu foto.
            Bertempat di Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi no. 229 tidak mengganggu kegiatan mahasiswa dalam menuntut ilmunya. Pengunjung tetap bisa masuk dengan membayar tiket karcis seharga 5000 rupiah.
            Museum ini memiliki desain yang unik, khususnya pada museum ini memiliki dua tangga spiral, membuat para pemburu foto antusias dan ingin memiliki koleksi foto di tangga tersebut. Alasan tersebut diungkapkan oleh Iqbal Ardiansyah. Pria dengan akun instagram @iqbalbabon ini sudah empat kali pergi ke Mupenas hanya untuk sekedar berfoto dan memperbanyak koleksi pribadinya pada akun instagram miliknya. Ia sangat beruntung karena hasil karya fotonya berkesempatan diterbitkan oleh media, di Pikiran Rakyat Online Edisi 11 Januari lalu. Ia juga berprestasi dalam hobinya. Ia pernah mendapatkan penghargaan juara II lomba foto perspektif di Itenas, juara lomba foto Dulux Cover Orange, juara harapan I kategori portrait salon foto Indonesia, dan lain-lain.
“Museum ini satu-satunya museum yang menceritakan tentang sejarah pendidikan di Indonesia, museum ini juga memiliki desain bangunan yang menarik”. Katanya.
 

Menambahkan  objek manusia pada foto minimalis membuat foto terlihat lebih estetis, ia mengunggah foto tersebut di akun iinstagram miliknya @iqbalbabon pada Jumat(10/6)
Foto oleh: Iqbal Ardiansyah
Tak hanya dialami oleh Iqbal Ardiansyah, Tegar Raka Arizkia, pemilik akun instagram @motherwhisperer merasakan pula keunikan berfoto di Mupenas. Seorang Founder dari komunitas fotografi bernama @urbanstreettakeover di Bandung ini sudah tiga kali berkunjung ke Mupenas. Walaupun hasil fotonya di Mupenas belum pernah diterbitkan di media, namun foto hasil karya lainnya pernah terbit di Koran Pikiran rakyat dan disimpan pada headline edisi 26 Februari lalu bersamaan dengan foto Iqbal Ardiansyah. Ia senang datang ke mupenas karena arsitekturnya yang sesuai dengan jenis fotografi yang ia dalami. “kalo dari segi fotografinya, saya tertarik sama arsitektunya” tegasnya. Ia juga berfoto dengan menggunakan konsepnya sendiri.
 

Salah satu konsep foto minimalis pada bangunan Mupenas yang di upload pada instagram milik @motherwhisperer pada Senin (29/11)
Foto oleh: Tegar Raka Arizkia

Berbeda dengan Tegar, seorang anggota komunitas fotografi Analog Bandung bernama Kharisma Imam Ardianto atau yang biasa di panggil Bima dengan akun Instagram @kharismabimm sering kali menggunakan referensi dalam hobinya jika pikirannya sedang buntu. Baru pertama kali berkunjung ke mupenas, foto hasil karyanya masuk ke website official dari merk sepatu yang ia pakai (vans.com). “Saya senang berkunjung ke mupenas, selain untuk foto-foto minimalis juga kita bisa sekalian study tour kaya anak SD ke museum liat-liat sejarah” katanya sambil tertawa kecil. Mariano Joseph juga, seorang mahasiswa Univeritas Pendidikan Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi mengatakan bahwa ia senang menjadi mahasiswa UPI dan ia sudah memasuki Mupens sebanyak dua kali. Walaupun ia tak banyak menyukai sejarah, namun ia masuk ke Mupenas tersebut untuk berfoto. “tempatnya unik, tiketnya murah. Sebenernya, di UPI ini banyak objek yang bisa di foto, tapi mupenas ini unik.” Ucapnya.
 

Tangga Spiral lantai 6 digunakan untuk berfoto minimalis upload pada instagram milik @kharismabimm pada Rabu (15/2)
Foto oleh: Kharisma Imam Ardianto
Setelah diresmikannya Museum Pendidikan Nasional UPI
Museum Pendidikan Nasional ini buka pada hari Senin-Kamis pukul 09.00-15.00, dan hari Jum’at pukul 09.30-15.30. untuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional Mupenas ini tutup. Museum ini masih dalam tahap pembangunan, walaupun dalam segi bangunan sudah jadi, namun masih banyak etalase yang kosong pada lantai tiga dan empat.
            Pada pintu masuk sebelum Mupenas, terdapat lapang dan air mancur. Tempat tersebut tak pernah kosong oleh orang-orang yang berkumpul disana. Mariano Joseph salah satunya. Ia  seringkali mengadakan pertemuan di lapang Mupenas dengan teman-teman yang lain. Untuk mengerjakan tugas, bahkan hanya sekedar untuk nongkrong dan berfoto. “saya sering menggunakan lapang Mupenas untuk meeting point. Agar lebih mudah bertemu dengan teman-teman karena kalo lapang Mupenas semuanya sudah pada tahu, jadi gaakan kesasar hehe.” guraunya. Sama seperti Mariano, Iqbal juga pernah mengadakan pertemuan di lapang Mupenas. Walaupun Iqbal bukan mahasiswa UPI, namun lapang Mupenas sifatnya umum, tidak hanya untuk mahasiswa saja.
            Museum Pendidikan Indonesia selain museum yang unik karena hanya satu-satunya museum pendidikan yang dibangun oleh Universitas, juga tempatnya dapat dijadikan spot untuk berfoto, bahkan untuk mengadakan pertemuan. “intinya sih manfaatkan setiap fasilitas yang ada. Tapi selalu stay humble, jangan merasa lebih tinggi kalo udah bisa, udah jago, udah sukses” Ucap Bima. Berkarya juga tak harus di tempat yang bagus. Di Museum juga bisa. Tegar juga menegaskan bahwa  jika ingin belajar fotografi jangan selalu lihat tempat yang akan di foto, kemampunlah yang di asah. “terus menerus foto sampai skill kita terasah secara sendirinya. Saya sendiri tidak memakai gear mahal tapi itu bukan halangan saya buat berkarya. Cheers!”.
Melati Nurul Khotimah

Reviews:

Posting Komentar

Blog Jalan-Jalan © 2016 -

Contact us

Diberdayakan oleh Blogger.